LAPORAN LENGKAP
PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI
Laporan Ini Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Mata Kuliah
Mikrobiologi
OLEH :
ZUR
MUCHSIN
I1A2 12 075
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS
PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS
HALU OLEO
KENDARI
2013
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pengenalan alat-alat praktikum
penting dilakukan guna untuk keselamatan kerja dalam melakukan proses
penelitian. Selain itu juga pengenalan alat praktikum bertujuan agar mahasiswa
mengetahui nama dan fungsi dari alat-alat tersebut. Alat-alat praktikum sangat
di butuhkan dalam proses penilitian atau pun prktikum terutama dalam proses
praktikum kimia. Ada banyak sekali alat-alat yang digunakan dan mempunyai
fungsi masing-masing didalam bidang keilmuan atau pun proses penilitian tentu
alat-alat ini sangat di butuhkan sekali. Alat-alat laboratorium juga dapat
berbahaya jika terjadi kesalahan dalam prosedur pemakaiannya. Maka
diperlukannya pengenalan alat-alat laboratorium agar penggunaan alat tersebut
dapat dipergunakan dengan fungsi dan prosedur yang baik dan benar, sehingga
kesalahan yang terjadi dapat diminimalisir sedikit mungkin. Hal ini penting
agar mendapatkan hasil penelitian yang baik dan benar. Data-data yang tepat
akan meningkatkan kualitas penelitian seseorang. (Novilia, 2008).
Dalam praktikum pengenalan
alat-alat laboratorium dan alat-alat sterilisasi akan dijelaskan secara detail
mengenai fungsi dan spesifikasi masing-masing alat tersebut. Sterilisasi adalah
usaha untuk membebaskan bahan-bahan dari mikrobia yang tidak diinginkan. Jadi
Alat-alat sterilisasi adalah alat yang digunakan untuk membebaskan suatu bahan
atau alat lain dari mikrobia yang tidak diinginkan. Pada umumnya kegiatan
praktek laboratium diarahkan pada upaya agar mahasiswa dituntut untuk menguji,
memverifikasi atau membuktikan hukum atau prinsip ilmiah yang sudah dijelaskan
oleh dosen, asisten dosen atau buku teks. (Sudarmadji, 2005).
Dalam praktikum mikrobiologi ini, banyak alat-alat yang
digunakan di laboratorium seperti mikroskop cahaya, cawan petri, tabung reaksi,
labu erlenmeyer, bunsen, beaker glass, gelas ukur, batang pengaduk, pinset,
jarum Ose, kaca preparat, spatula, timbangan analitik, oven, autoklaf serta
Laminar Air Flow dan sebagainya. (Laila, 2006).
Alat-alat yang digunakan sewaktu
praktikum harus digunakan secara hati-hati dan teliti karena pada umumnya alat
tersebut terbuat dari kaca sehingga bisa saja pecah. Praktikan yang baik
biasanya mempunyai ketelitian dan kesabaran yang tinggi. Dalam melakukan
pengukuran biasanya dia tidak akan puas dengan hanya satu kali percobaan, dia
akan mengukur beberapa kali dan mencari data mana yang paling mendekati dan
paling akurat. Selain ketelitian, seorang praktikan juga harus mempunyai sifat
bersih dan rapi. Karena kebersihan merupakan salah satu factor yang sangat
penting di dalam suatu penelitian. Praktikan yang ceroboh dan tidak
memperhatikan kebersihan peralatan yang dia gunakan kemungkinan besar akan
mendapatkan kesalahan pada penelitiannya. Ini dikarenakan kotoran/ sisa larutan
yang lain dapat berkontaminasi dengan larutan baru yang hendak kita teliti
sehingga menyebabkan ketidakakuratan data. Kerapian juga menjadi syarat didalam
melakukan praktikum, seperti memperhatikan kebersihan meja praktikum, perawatan
peralatan dan kedisplinan praktikan. (Imamkhasani, 2000).
1.2. Tujuan Dan Manfaat
Tujuan dari
praktikum ini yaitu untuk adalah untuk mengetahui nama-nama, fungsi serta
menggunakan alat-alat yang digunakan dalam laboratorium khususnya pada
praktikum mikrobiologi umum.
Manfaat
dari praktikum ini yaitu mahasiswa/praktikan akan dapat mengetahui alat-alat
yang akan digunakan dalam praktikum beserta fungsinya masing-masing.
II. METODE
PRAKTIKUM
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari rabu, tanggal 20 November 2013. Pukul 13.00-15.00 WITA. Bertempat
di Laboratorium Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Halu Oleo, Kendari.
2.2 Alat dan Bahan
Adapun
alat dan bahan yang digunakan pada peraktikum ini adalah autoklaf, oven, cawan
petri, tabung reaksi, lampu bunchen, hot plate, labu erlenmeyer, kaca obyek
biasa, kaca penutup, mikroskop cahaya, pipet tetes, pipet ukur, pinset, timbangan
analitik, batang pengaduk, gelas ukur, inkubator, dan laminar air flow.
2.3 Prosedur Kerja
1. Menyiapkan
alat dan bahan praktikum mikrobiologi.
2. Mengamati
bagian-bagian dari alat-alat tersebut dan mengetahui fungsi masing-masing alat.
3. Menggambar semua alat-alat
tersebut dan menuliskan bagian-bagiannya beserta fungsinya.
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
pengamatan
Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini dapat di lihat
pada table 1 berikut:
Tabel 1. Hasil pengamatan pada praktikum
pengenalan alat-alat laboratorium.
No
|
Nama alat
|
Gambar alat
|
Kegunaan
|
|||
1
|
Mikroskop
cahaya
|
Untuk melihat benda-benda kecil/
mikroskopis.
|
||||
2
|
Inkubator
|
Untuk menumbuhkan media/bakteri
|
||||
3
|
Cawan
petri
|
Untuk membiakan (kultivasi)
mikroorganisme pada medium yang dituangkan diatas cawan ini.
|
||||
4
|
Hot Plate
|
Untuk
memanaskan
|
||||
5
|
Tabung reaksi
|
|
Untuk
uji-uji biokimiawi dan untuk menumbuhkan mikroba.
|
|||
6
|
Batang pengaduk
|
Untuk
mengaduk larutan.
|
||||
7
|
Oven
|
Untuk
memanaskan media
|
||||
8
|
Pipet tetes
|
Untuk
memindahkan atau mengambil larutan dengan volume yang tidak diketahui.
|
||||
9
|
Laminar flow
|
Untuk
mensterilkan media/bahan penumbuh bakteri
|
||||
10
|
Lampu bunchen (pembakar spirtus)
|
Untuk
menciptakan kondisi yang steril dengan membakar kontaminan yangberada pada
udara.
|
||||
11
|
Gelas ukur
|
Untuk
mengukur volume suatu cairan, hamipir sama dengan labu Erlenmeyer memiliki
skala volume.
|
||||
12
|
Timbangan analitik
|
Untuk
menimbang media/bahan yang akan diamati
|
||||
13
|
Pinset
|
Untuk
mengambil benda dengan menjepit. Misalnya memindahkan cakram antibiotik.
|
||||
14
|
Autoklafe
|
Untuk
mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan
uap air panas bertekanan
|
||||
15
|
Labu Erlenmeyer
|
Untuk
mereaksikan larutan
|
||||
16
|
Colony Counter
|
alat
untuk menghitung jumlah koloni bakteri atau mikroorganisme
|
||||
3.2 Pembahasan
Praktikum yang berjudul “Pengenalan
Alat” ini membahas mengenai alat-alat yang akan dipergunakan pada praktikum
Mikrobiologi Umum. Pada praktikum pertama ini, kami dikenalkan pada beberapa
peralatan yang nantinya akan digunakan di praktikum mikrobiologi, diantaranya
yaitu autoclave, TIP, triangle, erlenmeyer, tabung reaksi, pipet tetes, pipet
mikro, oven, incubator dan lainnya. Setiap alat tentu saja memiliki fungsi dan
cara kerja yang berbeda. Oleh karena itu pengenalan sebelum melakukan praktikum
sangatlah penting. Alat-alat ini juga dapat kita temukan pada Laboratorium
lain, namun alat yang sama bisa saja mempunyai fungsi yang berbeda di
laboratorium yang beda, contohnya tabung reaksi. Pada laboratorium kimia,
tabung reksi digunakan sebagai tempat untuk mereaksikan zat-zat dalam jumlah
kecil sementara di laboratorium mikrobiologi tabung reaksi digunakan untuk uji
biokimiawi dan menumbuhkan mikroba. Tabung reaksi dapat ditutup dengan
menggunakan kapas, tutup metal, plastic ataupun aluminium foil. Tujuannya
adalah untuk menghindari kontaminasi dari udara luar (Sudarmadji,2005).
Mikroskop dapat dikatakan sebagai
alat penting di laboratorium ini, dikarenakan yang akan diteliti adalah
mahluk-mahluk yang berukuran mikro (sangat kecil). Mikroskop pertama dibuat oleh Antonio Van Leeuwenhoek, mikroskop ini
awalnya masih sangat sederhana namun pada saat sekarang mikroskop jauh lebih
modern dan sudah mempunyai tingkat ketelitian dan akurasi yang tinggi.
Mikroskop ini tersusun atas beberapa bagian, diantaranya :
1. Lensa okuler, lensa yang berfungsi untuk
memebentuk bayangan maya, tegak dan diperbesar
2. Lensa objektif, untuk membentuk bayangan
nyata
3. Makrometer
(pemutar kasar), berfunngsi untuk menaikan dan menurunkan mikroskop secara
cepat
4. Mikrometer (pemutar halus), berfungsi menaik
turunkan mikroskop secara lambat
5. Revolver, untuk mengatur perbesaran
lensa objektif dengan cara memutarnya
6. Diafragma, mengatur banyak
sedikitnya cahaya yang masuk
7. Meja mikroskop, tempat objek yang akan
diamati
8. Penjepit kaca, untuk menjepit kaca
yang terbuat dari plastic
9. Lengan mikroskop, sebagai pegagang
pada mikroskop
10. Sendi inklinasi (pengatur sudut), untuk mengatur sudut atau
penatur tegaknya mikroskop
11. Tabung mikroskop, berfungsi untuk menghubungkan antara lensa
lensa objektif dan lensa okuler
12. Pemutar,
a. Pemutar kasar, berfungsi untuk
menggerakkan tabung dengan penggeser berat dan mengatur jarak objek dengan
lensa sehingga diperoleh bayangan yang jelas
b. Pemutar halus, berfungsi untuk
mengatur tabung dengan penggesaran kecil, sehingga focus lebih tepat dan kita
amati nampak lebih jelas (Mored, 2005).
Tabung reaksi biasanya kita gunakan
untuk mereaksikan suatu zat, namun pada praktikum mikrobiologi tabung reaksi
digunakan untuk uji-uji biokimiawi dan menumbuhkan mikroba.Tabung
reaksi dapat diisi media padat maupun cair. Tutup tabung reaksi dapat berupa
kapas, tutup metal, tutup plastik atau aluminium foil. Media padat yang
dimasukkan ke tabung reaksi dapat diatur menjadi 2 bentuk menurut fungsinya,
yaitu media agar tegak (deep tube agar) dan agar miring (slants agar).
Cawan petri digunakan untuk tempat
penanaman mikroba namun disini menggunakan agar beku. Biasanya menggunakan
jarum ose. Cara menggunakannya dengan memebuka sedikit saja sedikit saja agar
tidak ada pencemaran. Bagian bawah pada cawan petri harus lebih kecil
dibandingkan bagian atas. Saat disterilisasi cawan harus dibungkus rapat dengan
kertas lalu dimasukkan kedalam plastic agar tidak terbentur dengan cawan petri
yang lain saat melakukan sterilisasi di autoclave. Cawan petri
tersedia dalam berbagai macam ukuran, diameter cawan yang biasa berdiameter 15
cm dapat menampung media sebanyak 15-20 ml, sedangkan cawan berdiameter 9 cm
kira-kira cukup diisi media sebanyak 10 ml (Imamkhasani, 2000).
Laminar air flow (LAF) digunakan
sebagai ruangan untuk bekerja secara steril. Alat ini berbentuk seperti meja,
prinsip kerjanya adalah pengaseptian suatu ruangan berdasarkan aliran udara
laminar secara horizontal dari dalam keluar sehingga kontaminasi udara dapat
diminimalkan. Sebelum menggunakan alat ini, sebaiknya tangan kita diberi
alcohol terlebih dahulu.
Bunsen digunakan
untuk sterilisasi alat inokulasi dengan pembakaran seperti sterilisasi jarum
inokulum atau spreader. Untuk memastikan kesterilannya jarum inokulum dibakar
sampai membara dan spreader dapat dicelupkan alkohol lalu dibakar. Bunsen
berbahan bakar gas yang disalurkan melalui pipa sedangkan pembakar spirtus
berbahan bakar spirtus (methanol). Namun pembakar spirtus lebih mudah ditemukan
di banyak laboratorium karena efisien dan portable. Tersedia juga alat loop
incinerator / electric bunsen burner / electric incinerator untuk membakar
jarum inokulum. Ujung jarum inokulum dapat dimasukkan ke dalam tabung keramik
panas (815oC) selama 6 detik untuk mensterilisasinya. Pembakar
spirtus dapat menciptakan sirkulasi udara dari bawah ke atas melewati api
karena proses pembakaran. Seringkali hal ini dianggap mampu menciptakan
lingkungan udara yang aseptis disekitar pembakar spirtus, tetapi jika memang
load kontaminasi besar dan banyak gangguan aliran udara maka hal ini juga tidak
sepenuhnya benar. Oleh karena itu sebaiknya tetap menggunakan LAF jika
menginginkan kerja pada udara yang steril. Colony counter adalah alat
untuk menghitung jumlah koloni bakteri atau mikroorganisme. Bakteri yang
dihitung disini adalah bakteri yang masih hidup. Dimana cara pengerjaannya
adalah dengan melakukan pengeceran dari medium bakteri misalnya sampai 3 kali
dalam tabung reaksi (Sudarmadji, 2005).
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
1. Alat-alat yang digunakan di
laboratorium mempunyai fungsi dan cara penggunaan yang berbeda, jadi diperlukan
pengetahuan pengenalan alat untuk dapat bekerja dengan baik di laboratorium.
2. Kebersihan dan ketelitian seorang
praktikan mempengaruhi hasil yang akan dia
peroleh.
3. Cawan petri berfungsi untuk membiakkan
(kultivasi) mikroorganisme. Medium dapat dituang ke cawan bagian bawah dan
cawan bagian atas sebagai penutup.
4. Tabung reaksi digunakan untuk penanaman
mikroba
5. Jarum ose digunakan untuk memindahkan
mikroba
6. Triangle digunakan untuk meratakan
mikrobia di media agar (teknik agar sebar)
7. Pipet mikro dan tip biasanya digunakan
untuk mengambil larutan cair dalam jumlah sedikit
8. Erlenmeyer terbuat dari
kaca yang digunakan sebagai tempat pencampuran atau melarutkan medium.
4.2 Saran
Saran saya
sebagI. PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pengenalan alat-alat praktikum
penting dilakukan guna untuk keselamatan kerja dalam melakukan proses
penelitian. Selain itu juga pengenalan alat praktikum bertujuan agar mahasiswa
mengetahui nama dan fungsi dari alat-alat tersebut. Alat-alat praktikum sangat
di butuhkan dalam proses penilitian atau pun prktikum terutama dalam proses
praktikum kimia. Ada banyak sekali alat-alat yang digunakan dan mempunyai
fungsi masing-masing didalam bidang keilmuan atau pun proses penilitian tentu
alat-alat ini sangat di butuhkan sekali. Alat-alat laboratorium juga dapat
berbahaya jika terjadi kesalahan dalam prosedur pemakaiannya. Maka
diperlukannya pengenalan alat-alat laboratorium agar penggunaan alat tersebut
dapat dipergunakan dengan fungsi dan prosedur yang baik dan benar, sehingga
kesalahan yang terjadi dapat diminimalisir sedikit mungkin. Hal ini penting
agar mendapatkan hasil penelitian yang baik dan benar. Data-data yang tepat
akan meningkatkan kualitas penelitian seseorang. (Novilia, 2008).
Dalam praktikum pengenalan
alat-alat laboratorium dan alat-alat sterilisasi akan dijelaskan secara detail
mengenai fungsi dan spesifikasi masing-masing alat tersebut. Sterilisasi adalah
usaha untuk membebaskan bahan-bahan dari mikrobia yang tidak diinginkan. Jadi
Alat-alat sterilisasi adalah alat yang digunakan untuk membebaskan suatu bahan
atau alat lain dari mikrobia yang tidak diinginkan. Pada umumnya kegiatan
praktek laboratium diarahkan pada upaya agar mahasiswa dituntut untuk menguji,
memverifikasi atau membuktikan hukum atau prinsip ilmiah yang sudah dijelaskan
oleh dosen, asisten dosen atau buku teks. (Sudarmadji, 2005).
Dalam praktikum mikrobiologi ini, banyak alat-alat yang
digunakan di laboratorium seperti mikroskop cahaya, cawan petri, tabung reaksi,
labu erlenmeyer, bunsen, beaker glass, gelas ukur, batang pengaduk, pinset,
jarum Ose, kaca preparat, spatula, timbangan analitik, oven, autoklaf serta
Laminar Air Flow dan sebagainya. (Laila, 2006).
Alat-alat yang digunakan sewaktu
praktikum harus digunakan secara hati-hati dan teliti karena pada umumnya alat
tersebut terbuat dari kaca sehingga bisa saja pecah. Praktikan yang baik
biasanya mempunyai ketelitian dan kesabaran yang tinggi. Dalam melakukan
pengukuran biasanya dia tidak akan puas dengan hanya satu kali percobaan, dia
akan mengukur beberapa kali dan mencari data mana yang paling mendekati dan
paling akurat. Selain ketelitian, seorang praktikan juga harus mempunyai sifat
bersih dan rapi. Karena kebersihan merupakan salah satu factor yang sangat
penting di dalam suatu penelitian. Praktikan yang ceroboh dan tidak
memperhatikan kebersihan peralatan yang dia gunakan kemungkinan besar akan
mendapatkan kesalahan pada penelitiannya. Ini dikarenakan kotoran/ sisa larutan
yang lain dapat berkontaminasi dengan larutan baru yang hendak kita teliti
sehingga menyebabkan ketidakakuratan data. Kerapian juga menjadi syarat didalam
melakukan praktikum, seperti memperhatikan kebersihan meja praktikum, perawatan
peralatan dan kedisplinan praktikan. (Imamkhasani, 2000).
1.2. Tujuan Dan Manfaat
Tujuan dari
praktikum ini yaitu untuk adalah untuk mengetahui nama-nama, fungsi serta
menggunakan alat-alat yang digunakan dalam laboratorium khususnya pada
praktikum mikrobiologi umum.
Manfaat
dari praktikum ini yaitu mahasiswa/praktikan akan dapat mengetahui alat-alat
yang akan digunakan dalam praktikum beserta fungsinya masing-masing.
II. METODE
PRAKTIKUM
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari rabu, tanggal 20 November 2013. Pukul 13.00-15.00 WITA. Bertempat
di Laboratorium Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Halu Oleo, Kendari.
2.2 Alat dan Bahan
Adapun
alat dan bahan yang digunakan pada peraktikum ini adalah autoklaf, oven, cawan
petri, tabung reaksi, lampu bunchen, hot plate, labu erlenmeyer, kaca obyek
biasa, kaca penutup, mikroskop cahaya, pipet tetes, pipet ukur, pinset, timbangan
analitik, batang pengaduk, gelas ukur, inkubator, dan laminar air flow.
2.3 Prosedur Kerja
1. Menyiapkan
alat dan bahan praktikum mikrobiologi.
2. Mengamati
bagian-bagian dari alat-alat tersebut dan mengetahui fungsi masing-masing alat.
3. Menggambar semua alat-alat
tersebut dan menuliskan bagian-bagiannya beserta fungsinya.
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
pengamatan
Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini dapat di lihat
pada table 1 berikut:
Tabel 1. Hasil pengamatan pada praktikum
pengenalan alat-alat laboratorium.
No
|
Nama alat
|
Gambar alat
|
Kegunaan
|
|||
1
|
Mikroskop
cahaya
|
Untuk melihat benda-benda kecil/
mikroskopis.
|
||||
2
|
Inkubator
|
Untuk menumbuhkan media/bakteri
|
||||
3
|
Cawan
petri
|
Untuk membiakan (kultivasi)
mikroorganisme pada medium yang dituangkan diatas cawan ini.
|
||||
4
|
Hot Plate
|
Untuk
memanaskan
|
||||
5
|
Tabung reaksi
|
|
Untuk
uji-uji biokimiawi dan untuk menumbuhkan mikroba.
|
|||
6
|
Batang pengaduk
|
Untuk
mengaduk larutan.
|
||||
7
|
Oven
|
Untuk
memanaskan media
|
||||
8
|
Pipet tetes
|
Untuk
memindahkan atau mengambil larutan dengan volume yang tidak diketahui.
|
||||
9
|
Laminar flow
|
Untuk
mensterilkan media/bahan penumbuh bakteri
|
||||
10
|
Lampu bunchen (pembakar spirtus)
|
Untuk
menciptakan kondisi yang steril dengan membakar kontaminan yangberada pada
udara.
|
||||
11
|
Gelas ukur
|
Untuk
mengukur volume suatu cairan, hamipir sama dengan labu Erlenmeyer memiliki
skala volume.
|
||||
12
|
Timbangan analitik
|
Untuk
menimbang media/bahan yang akan diamati
|
||||
13
|
Pinset
|
Untuk
mengambil benda dengan menjepit. Misalnya memindahkan cakram antibiotik.
|
||||
14
|
Autoklafe
|
Untuk
mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan
uap air panas bertekanan
|
||||
15
|
Labu Erlenmeyer
|
Untuk
mereaksikan larutan
|
||||
16
|
Colony Counter
|
alat
untuk menghitung jumlah koloni bakteri atau mikroorganisme
|
||||
3.2 Pembahasan
Praktikum yang berjudul “Pengenalan
Alat” ini membahas mengenai alat-alat yang akan dipergunakan pada praktikum
Mikrobiologi Umum. Pada praktikum pertama ini, kami dikenalkan pada beberapa
peralatan yang nantinya akan digunakan di praktikum mikrobiologi, diantaranya
yaitu autoclave, TIP, triangle, erlenmeyer, tabung reaksi, pipet tetes, pipet
mikro, oven, incubator dan lainnya. Setiap alat tentu saja memiliki fungsi dan
cara kerja yang berbeda. Oleh karena itu pengenalan sebelum melakukan praktikum
sangatlah penting. Alat-alat ini juga dapat kita temukan pada Laboratorium
lain, namun alat yang sama bisa saja mempunyai fungsi yang berbeda di
laboratorium yang beda, contohnya tabung reaksi. Pada laboratorium kimia,
tabung reksi digunakan sebagai tempat untuk mereaksikan zat-zat dalam jumlah
kecil sementara di laboratorium mikrobiologi tabung reaksi digunakan untuk uji
biokimiawi dan menumbuhkan mikroba. Tabung reaksi dapat ditutup dengan
menggunakan kapas, tutup metal, plastic ataupun aluminium foil. Tujuannya
adalah untuk menghindari kontaminasi dari udara luar (Sudarmadji,2005).
Mikroskop dapat dikatakan sebagai
alat penting di laboratorium ini, dikarenakan yang akan diteliti adalah
mahluk-mahluk yang berukuran mikro (sangat kecil). Mikroskop pertama dibuat oleh Antonio Van Leeuwenhoek, mikroskop ini
awalnya masih sangat sederhana namun pada saat sekarang mikroskop jauh lebih
modern dan sudah mempunyai tingkat ketelitian dan akurasi yang tinggi.
Mikroskop ini tersusun atas beberapa bagian, diantaranya :
1. Lensa okuler, lensa yang berfungsi untuk
memebentuk bayangan maya, tegak dan diperbesar
2. Lensa objektif, untuk membentuk bayangan
nyata
3. Makrometer
(pemutar kasar), berfunngsi untuk menaikan dan menurunkan mikroskop secara
cepat
4. Mikrometer (pemutar halus), berfungsi menaik
turunkan mikroskop secara lambat
5. Revolver, untuk mengatur perbesaran
lensa objektif dengan cara memutarnya
6. Diafragma, mengatur banyak
sedikitnya cahaya yang masuk
7. Meja mikroskop, tempat objek yang akan
diamati
8. Penjepit kaca, untuk menjepit kaca
yang terbuat dari plastic
9. Lengan mikroskop, sebagai pegagang
pada mikroskop
10. Sendi inklinasi (pengatur sudut), untuk mengatur sudut atau
penatur tegaknya mikroskop
11. Tabung mikroskop, berfungsi untuk menghubungkan antara lensa
lensa objektif dan lensa okuler
12. Pemutar,
a. Pemutar kasar, berfungsi untuk
menggerakkan tabung dengan penggeser berat dan mengatur jarak objek dengan
lensa sehingga diperoleh bayangan yang jelas
b. Pemutar halus, berfungsi untuk
mengatur tabung dengan penggesaran kecil, sehingga focus lebih tepat dan kita
amati nampak lebih jelas (Mored, 2005).
Tabung reaksi biasanya kita gunakan
untuk mereaksikan suatu zat, namun pada praktikum mikrobiologi tabung reaksi
digunakan untuk uji-uji biokimiawi dan menumbuhkan mikroba.Tabung
reaksi dapat diisi media padat maupun cair. Tutup tabung reaksi dapat berupa
kapas, tutup metal, tutup plastik atau aluminium foil. Media padat yang
dimasukkan ke tabung reaksi dapat diatur menjadi 2 bentuk menurut fungsinya,
yaitu media agar tegak (deep tube agar) dan agar miring (slants agar).
Cawan petri digunakan untuk tempat
penanaman mikroba namun disini menggunakan agar beku. Biasanya menggunakan
jarum ose. Cara menggunakannya dengan memebuka sedikit saja sedikit saja agar
tidak ada pencemaran. Bagian bawah pada cawan petri harus lebih kecil
dibandingkan bagian atas. Saat disterilisasi cawan harus dibungkus rapat dengan
kertas lalu dimasukkan kedalam plastic agar tidak terbentur dengan cawan petri
yang lain saat melakukan sterilisasi di autoclave. Cawan petri
tersedia dalam berbagai macam ukuran, diameter cawan yang biasa berdiameter 15
cm dapat menampung media sebanyak 15-20 ml, sedangkan cawan berdiameter 9 cm
kira-kira cukup diisi media sebanyak 10 ml (Imamkhasani, 2000).
Laminar air flow (LAF) digunakan
sebagai ruangan untuk bekerja secara steril. Alat ini berbentuk seperti meja,
prinsip kerjanya adalah pengaseptian suatu ruangan berdasarkan aliran udara
laminar secara horizontal dari dalam keluar sehingga kontaminasi udara dapat
diminimalkan. Sebelum menggunakan alat ini, sebaiknya tangan kita diberi
alcohol terlebih dahulu.
Bunsen digunakan
untuk sterilisasi alat inokulasi dengan pembakaran seperti sterilisasi jarum
inokulum atau spreader. Untuk memastikan kesterilannya jarum inokulum dibakar
sampai membara dan spreader dapat dicelupkan alkohol lalu dibakar. Bunsen
berbahan bakar gas yang disalurkan melalui pipa sedangkan pembakar spirtus
berbahan bakar spirtus (methanol). Namun pembakar spirtus lebih mudah ditemukan
di banyak laboratorium karena efisien dan portable. Tersedia juga alat loop
incinerator / electric bunsen burner / electric incinerator untuk membakar
jarum inokulum. Ujung jarum inokulum dapat dimasukkan ke dalam tabung keramik
panas (815oC) selama 6 detik untuk mensterilisasinya. Pembakar
spirtus dapat menciptakan sirkulasi udara dari bawah ke atas melewati api
karena proses pembakaran. Seringkali hal ini dianggap mampu menciptakan
lingkungan udara yang aseptis disekitar pembakar spirtus, tetapi jika memang
load kontaminasi besar dan banyak gangguan aliran udara maka hal ini juga tidak
sepenuhnya benar. Oleh karena itu sebaiknya tetap menggunakan LAF jika
menginginkan kerja pada udara yang steril. Colony counter adalah alat
untuk menghitung jumlah koloni bakteri atau mikroorganisme. Bakteri yang
dihitung disini adalah bakteri yang masih hidup. Dimana cara pengerjaannya
adalah dengan melakukan pengeceran dari medium bakteri misalnya sampai 3 kali
dalam tabung reaksi (Sudarmadji, 2005).
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
1. Alat-alat yang digunakan di
laboratorium mempunyai fungsi dan cara penggunaan yang berbeda, jadi diperlukan
pengetahuan pengenalan alat untuk dapat bekerja dengan baik di laboratorium.
2. Kebersihan dan ketelitian seorang
praktikan mempengaruhi hasil yang akan dia
peroleh.
3. Cawan petri berfungsi untuk membiakkan
(kultivasi) mikroorganisme. Medium dapat dituang ke cawan bagian bawah dan
cawan bagian atas sebagai penutup.
4. Tabung reaksi digunakan untuk penanaman
mikroba
5. Jarum ose digunakan untuk memindahkan
mikroba
6. Triangle digunakan untuk meratakan
mikrobia di media agar (teknik agar sebar)
7. Pipet mikro dan tip biasanya digunakan
untuk mengambil larutan cair dalam jumlah sedikit
8. Erlenmeyer terbuat dari
kaca yang digunakan sebagai tempat pencampuran atau melarutkan medium.
4.2 Saran
Saran saya
sebagai praktikan yaitu diharapkan kepada reka-rekan praktikan yang lain agar
membawa semua alat ataupun bahan yang disuruhkan oleh asisten agar praktikan
dapat mengikuti praktikum dengan baik, tanpa dipulangkan.ai praktikan yaitu diharapkan kepada reka-rekan praktikan yang lain agar
membawa semua alat ataupun bahan yang disuruhkan oleh asisten agar praktikan
dapat mengikuti praktikum dengan baik, tanpa dipulangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar