Rabu, 18 Desember 2013

laporan praktikum mikrobiologi (pengenalan alat-alat laboratorium)

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI

Laporan Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Mata Kuliah
Mikrobiologi

 







  OLEH  :


ZUR MUCHSIN
I1A2 12 075



PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2013


I.     PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Pengenalan alat-alat praktikum penting dilakukan guna untuk keselamatan kerja dalam melakukan proses penelitian. Selain itu juga pengenalan alat praktikum bertujuan agar mahasiswa mengetahui nama dan fungsi dari alat-alat tersebut. Alat-alat praktikum sangat di butuhkan dalam proses penilitian atau pun prktikum terutama dalam proses praktikum kimia. Ada banyak sekali alat-alat yang digunakan dan mempunyai fungsi masing-masing didalam bidang keilmuan atau pun proses penilitian tentu alat-alat ini sangat di butuhkan sekali. Alat-alat laboratorium juga dapat berbahaya jika terjadi kesalahan dalam prosedur pemakaiannya. Maka diperlukannya pengenalan alat-alat laboratorium agar penggunaan alat tersebut dapat dipergunakan dengan fungsi dan prosedur yang baik dan benar, sehingga kesalahan yang terjadi dapat diminimalisir sedikit mungkin. Hal ini penting agar mendapatkan hasil penelitian yang baik dan benar. Data-data yang tepat akan meningkatkan kualitas penelitian seseorang. (Novilia, 2008).
Dalam praktikum pengenalan alat-alat laboratorium dan alat-alat sterilisasi akan dijelaskan secara detail mengenai fungsi dan spesifikasi masing-masing alat tersebut. Sterilisasi adalah usaha untuk membebaskan bahan-bahan dari mikrobia yang tidak diinginkan. Jadi Alat-alat sterilisasi adalah alat yang digunakan untuk membebaskan suatu bahan atau alat lain dari mikrobia yang tidak diinginkan. Pada umumnya kegiatan praktek laboratium diarahkan pada upaya agar mahasiswa dituntut untuk menguji, memverifikasi atau membuktikan hukum atau prinsip ilmiah yang sudah dijelaskan oleh dosen, asisten dosen atau buku teks. (Sudarmadji2005).
Dalam praktikum mikrobiologi ini, banyak alat-alat yang digunakan di laboratorium seperti mikroskop cahaya, cawan petri, tabung reaksi, labu erlenmeyer, bunsen, beaker glass, gelas ukur, batang pengaduk, pinset, jarum Ose, kaca preparat, spatula, timbangan analitik, oven, autoklaf serta Laminar Air Flow dan sebagainya. (Laila, 2006).
Alat-alat yang digunakan sewaktu praktikum harus digunakan secara hati-hati dan teliti karena pada umumnya alat tersebut terbuat dari kaca sehingga bisa saja pecah. Praktikan yang baik biasanya mempunyai ketelitian dan kesabaran yang tinggi. Dalam melakukan pengukuran biasanya dia tidak akan puas dengan hanya satu kali percobaan, dia akan mengukur beberapa kali dan mencari data mana yang paling mendekati dan paling akurat. Selain ketelitian, seorang praktikan juga harus mempunyai sifat bersih dan rapi. Karena kebersihan merupakan salah satu factor yang sangat penting di dalam suatu penelitian. Praktikan yang ceroboh dan tidak memperhatikan kebersihan peralatan yang dia gunakan kemungkinan besar akan mendapatkan kesalahan pada penelitiannya. Ini dikarenakan kotoran/ sisa larutan yang lain dapat berkontaminasi dengan larutan baru yang hendak kita teliti sehingga menyebabkan ketidakakuratan data. Kerapian juga menjadi syarat didalam melakukan praktikum, seperti memperhatikan kebersihan meja praktikum, perawatan peralatan dan kedisplinan praktikan. (Imamkhasani, 2000).

1.2.     Tujuan Dan Manfaat
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk adalah untuk mengetahui nama-nama, fungsi serta menggunakan alat-alat yang digunakan dalam laboratorium khususnya pada praktikum mikrobiologi umum.
Manfaat dari praktikum ini yaitu mahasiswa/praktikan akan dapat mengetahui alat-alat yang akan digunakan dalam praktikum beserta fungsinya masing-masing.
















II.       METODE PRAKTIKUM
2.1     Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari rabu, tanggal 20 November 2013. Pukul 13.00-15.00 WITA. Bertempat di Laboratorium Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo, Kendari.
2.2     Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada peraktikum ini adalah autoklaf, oven, cawan petri, tabung reaksi, lampu bunchen, hot plate, labu erlenmeyer, kaca obyek biasa, kaca penutup, mikroskop cahaya, pipet tetes, pipet ukur, pinset, timbangan analitik, batang pengaduk, gelas ukur, inkubator, dan laminar air flow.
2.3    Prosedur Kerja
1.            Menyiapkan alat dan bahan praktikum mikrobiologi.
2.      Mengamati bagian-bagian dari alat-alat tersebut dan mengetahui fungsi masing-masing alat.
3.      Menggambar semua alat-alat tersebut dan menuliskan bagian-bagiannya beserta fungsinya.





IIIHASIL DAN PEMBAHASAN
3.1        Hasil pengamatan
Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini dapat di lihat pada table 1 berikut:
Tabel 1. Hasil pengamatan pada praktikum pengenalan alat-alat laboratorium.
No
Nama alat
Gambar alat
Kegunaan
1
Mikroskop cahaya
Untuk melihat benda-benda kecil/ mikroskopis.
2
Inkubator
Untuk menumbuhkan media/bakteri
3
Cawan petri
Untuk membiakan (kultivasi) mikroorganisme pada medium yang dituangkan diatas cawan ini.
4
Hot Plate
Untuk memanaskan
5
Tabung reaksi
Untuk uji-uji biokimiawi dan untuk menumbuhkan mikroba.
6
Batang pengaduk
Untuk mengaduk larutan.
7
Oven
Untuk memanaskan media
8
Pipet tetes
Untuk memindahkan atau mengambil larutan dengan volume yang tidak diketahui.
9
Laminar flow
Untuk mensterilkan media/bahan penumbuh bakteri
10
Lampu bunchen (pembakar spirtus)
Untuk menciptakan kondisi yang steril dengan membakar kontaminan yangberada pada udara.
11
Gelas ukur
Untuk mengukur volume suatu cairan, hamipir sama dengan labu Erlenmeyer memiliki skala volume.
12
Timbangan analitik
Untuk menimbang media/bahan yang akan diamati

13
Pinset
Untuk mengambil benda dengan menjepit. Misalnya memindahkan cakram antibiotik.
14
Autoklafe
Untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan
15
Labu Erlenmeyer
Untuk mereaksikan larutan
16
Colony Counter
alat untuk menghitung jumlah koloni bakteri atau mikroorganisme

3.2       Pembahasan
Praktikum yang berjudul “Pengenalan Alat” ini membahas mengenai alat-alat yang akan dipergunakan pada praktikum Mikrobiologi Umum. Pada praktikum pertama ini, kami dikenalkan pada beberapa peralatan yang nantinya akan digunakan di praktikum mikrobiologi, diantaranya yaitu autoclave, TIP, triangle, erlenmeyer, tabung reaksi, pipet tetes, pipet mikro, oven, incubator dan lainnya. Setiap alat tentu saja memiliki fungsi dan cara kerja yang berbeda. Oleh karena itu pengenalan sebelum melakukan praktikum sangatlah penting. Alat-alat ini juga dapat kita temukan pada Laboratorium lain, namun alat yang sama bisa saja mempunyai fungsi yang berbeda di laboratorium yang beda, contohnya tabung reaksi. Pada laboratorium kimia, tabung reksi digunakan sebagai tempat untuk mereaksikan zat-zat dalam jumlah kecil sementara di laboratorium mikrobiologi tabung reaksi digunakan untuk uji biokimiawi dan menumbuhkan mikroba. Tabung reaksi dapat ditutup dengan menggunakan kapas, tutup metal, plastic ataupun aluminium foil. Tujuannya adalah untuk menghindari kontaminasi dari udara luar (Sudarmadji,2005).
Mikroskop dapat dikatakan sebagai alat penting di laboratorium ini, dikarenakan yang akan diteliti adalah mahluk-mahluk yang berukuran mikro (sangat kecil). Mikroskop pertama dibuat oleh Antonio Van Leeuwenhoek, mikroskop ini awalnya masih sangat sederhana namun pada saat sekarang mikroskop jauh lebih modern dan sudah mempunyai tingkat ketelitian dan akurasi yang tinggi. Mikroskop ini tersusun atas beberapa bagian, diantaranya :
1.    Lensa okuler, lensa yang berfungsi untuk memebentuk bayangan maya, tegak dan diperbesar
2.    Lensa objektif, untuk membentuk bayangan nyata
3.   Makrometer (pemutar kasar), berfunngsi untuk menaikan dan menurunkan mikroskop secara cepat
4.   Mikrometer (pemutar halus), berfungsi menaik turunkan mikroskop secara lambat
5.      Revolver, untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara memutarnya
6.      Diafragma, mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk
7.      Meja mikroskop, tempat objek yang akan diamati
8.      Penjepit kaca, untuk menjepit kaca yang terbuat dari plastic
9.      Lengan mikroskop, sebagai pegagang pada mikroskop
10.  Sendi inklinasi (pengatur sudut), untuk mengatur sudut atau penatur tegaknya mikroskop
11.  Tabung mikroskop, berfungsi untuk menghubungkan antara lensa lensa objektif dan lensa okuler
12.  Pemutar,
a.       Pemutar kasar, berfungsi untuk menggerakkan tabung dengan penggeser berat dan mengatur jarak objek dengan lensa sehingga diperoleh bayangan yang jelas
b.      Pemutar halus, berfungsi untuk mengatur tabung dengan penggesaran kecil, sehingga focus lebih tepat dan kita amati nampak lebih jelas (Mored, 2005).
Tabung reaksi biasanya kita gunakan untuk mereaksikan suatu zat, namun pada praktikum mikrobiologi tabung reaksi digunakan untuk uji-uji biokimiawi dan menumbuhkan mikroba.Tabung reaksi dapat diisi media padat maupun cair. Tutup tabung reaksi dapat berupa kapas, tutup metal, tutup plastik atau aluminium foil. Media padat yang dimasukkan ke tabung reaksi dapat diatur menjadi 2 bentuk menurut fungsinya, yaitu media agar tegak (deep tube agar) dan agar miring (slants agar).
Cawan petri digunakan untuk tempat penanaman mikroba namun disini menggunakan agar beku. Biasanya menggunakan jarum ose. Cara menggunakannya dengan memebuka sedikit saja sedikit saja agar tidak ada pencemaran. Bagian bawah pada cawan petri harus lebih kecil dibandingkan bagian atas. Saat disterilisasi cawan harus dibungkus rapat dengan kertas lalu dimasukkan kedalam plastic agar tidak terbentur dengan cawan petri yang lain saat melakukan sterilisasi di autoclave. Cawan petri tersedia dalam berbagai macam ukuran, diameter cawan yang biasa berdiameter 15 cm dapat menampung media sebanyak 15-20 ml, sedangkan cawan berdiameter 9 cm kira-kira cukup diisi media sebanyak 10 ml (Imamkhasani, 2000).
Laminar air flow (LAF) digunakan sebagai ruangan untuk bekerja secara steril. Alat ini berbentuk seperti meja, prinsip kerjanya adalah pengaseptian suatu ruangan berdasarkan aliran udara laminar secara horizontal dari dalam keluar sehingga kontaminasi udara dapat diminimalkan. Sebelum menggunakan alat ini, sebaiknya tangan kita diberi alcohol terlebih dahulu.
Bunsen digunakan untuk sterilisasi alat inokulasi dengan pembakaran seperti sterilisasi jarum inokulum atau spreader. Untuk memastikan kesterilannya jarum inokulum dibakar sampai membara dan spreader dapat dicelupkan alkohol lalu dibakar. Bunsen berbahan bakar gas yang disalurkan melalui pipa sedangkan pembakar spirtus berbahan bakar spirtus (methanol). Namun pembakar spirtus lebih mudah ditemukan di banyak laboratorium karena efisien dan portable. Tersedia juga alat loop incinerator / electric bunsen burner / electric incinerator untuk membakar jarum inokulum. Ujung jarum inokulum dapat dimasukkan ke dalam tabung keramik panas (815oC) selama 6 detik untuk mensterilisasinya. Pembakar spirtus dapat menciptakan sirkulasi udara dari bawah ke atas melewati api karena proses pembakaran. Seringkali hal ini dianggap mampu menciptakan lingkungan udara yang aseptis disekitar pembakar spirtus, tetapi jika memang load kontaminasi besar dan banyak gangguan aliran udara maka hal ini juga tidak sepenuhnya benar. Oleh karena itu sebaiknya tetap menggunakan LAF jika menginginkan kerja pada udara yang steril. Colony counter adalah alat untuk menghitung jumlah koloni bakteri atau mikroorganisme. Bakteri yang dihitung disini adalah bakteri yang masih hidup. Dimana cara pengerjaannya adalah dengan melakukan pengeceran dari medium bakteri misalnya sampai 3 kali dalam tabung reaksi (Sudarmadji2005).














IV.   KESIMPULAN DAN SARAN
4.1       Kesimpulan
1.         Alat-alat yang digunakan di laboratorium mempunyai fungsi dan cara penggunaan yang berbeda, jadi diperlukan pengetahuan pengenalan alat untuk dapat bekerja dengan baik di laboratorium.
2.         Kebersihan dan ketelitian seorang praktikan mempengaruhi hasil yang akan dia  peroleh.
3.         Cawan petri berfungsi untuk membiakkan (kultivasi) mikroorganisme. Medium dapat dituang ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup.
4.         Tabung reaksi digunakan untuk penanaman mikroba
5.         Jarum ose digunakan untuk memindahkan mikroba
6.         Triangle digunakan untuk meratakan mikrobia di media agar (teknik agar sebar)
7.         Pipet mikro dan tip biasanya digunakan untuk mengambil larutan cair dalam jumlah sedikit
8.         Erlenmeyer terbuat dari kaca yang digunakan sebagai tempat pencampuran atau melarutkan medium.
4.2        Saran

Saran saya sebagI.     PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Pengenalan alat-alat praktikum penting dilakukan guna untuk keselamatan kerja dalam melakukan proses penelitian. Selain itu juga pengenalan alat praktikum bertujuan agar mahasiswa mengetahui nama dan fungsi dari alat-alat tersebut. Alat-alat praktikum sangat di butuhkan dalam proses penilitian atau pun prktikum terutama dalam proses praktikum kimia. Ada banyak sekali alat-alat yang digunakan dan mempunyai fungsi masing-masing didalam bidang keilmuan atau pun proses penilitian tentu alat-alat ini sangat di butuhkan sekali. Alat-alat laboratorium juga dapat berbahaya jika terjadi kesalahan dalam prosedur pemakaiannya. Maka diperlukannya pengenalan alat-alat laboratorium agar penggunaan alat tersebut dapat dipergunakan dengan fungsi dan prosedur yang baik dan benar, sehingga kesalahan yang terjadi dapat diminimalisir sedikit mungkin. Hal ini penting agar mendapatkan hasil penelitian yang baik dan benar. Data-data yang tepat akan meningkatkan kualitas penelitian seseorang. (Novilia, 2008).
Dalam praktikum pengenalan alat-alat laboratorium dan alat-alat sterilisasi akan dijelaskan secara detail mengenai fungsi dan spesifikasi masing-masing alat tersebut. Sterilisasi adalah usaha untuk membebaskan bahan-bahan dari mikrobia yang tidak diinginkan. Jadi Alat-alat sterilisasi adalah alat yang digunakan untuk membebaskan suatu bahan atau alat lain dari mikrobia yang tidak diinginkan. Pada umumnya kegiatan praktek laboratium diarahkan pada upaya agar mahasiswa dituntut untuk menguji, memverifikasi atau membuktikan hukum atau prinsip ilmiah yang sudah dijelaskan oleh dosen, asisten dosen atau buku teks. (Sudarmadji2005).
Dalam praktikum mikrobiologi ini, banyak alat-alat yang digunakan di laboratorium seperti mikroskop cahaya, cawan petri, tabung reaksi, labu erlenmeyer, bunsen, beaker glass, gelas ukur, batang pengaduk, pinset, jarum Ose, kaca preparat, spatula, timbangan analitik, oven, autoklaf serta Laminar Air Flow dan sebagainya. (Laila, 2006).
Alat-alat yang digunakan sewaktu praktikum harus digunakan secara hati-hati dan teliti karena pada umumnya alat tersebut terbuat dari kaca sehingga bisa saja pecah. Praktikan yang baik biasanya mempunyai ketelitian dan kesabaran yang tinggi. Dalam melakukan pengukuran biasanya dia tidak akan puas dengan hanya satu kali percobaan, dia akan mengukur beberapa kali dan mencari data mana yang paling mendekati dan paling akurat. Selain ketelitian, seorang praktikan juga harus mempunyai sifat bersih dan rapi. Karena kebersihan merupakan salah satu factor yang sangat penting di dalam suatu penelitian. Praktikan yang ceroboh dan tidak memperhatikan kebersihan peralatan yang dia gunakan kemungkinan besar akan mendapatkan kesalahan pada penelitiannya. Ini dikarenakan kotoran/ sisa larutan yang lain dapat berkontaminasi dengan larutan baru yang hendak kita teliti sehingga menyebabkan ketidakakuratan data. Kerapian juga menjadi syarat didalam melakukan praktikum, seperti memperhatikan kebersihan meja praktikum, perawatan peralatan dan kedisplinan praktikan. (Imamkhasani, 2000).

1.2.     Tujuan Dan Manfaat
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk adalah untuk mengetahui nama-nama, fungsi serta menggunakan alat-alat yang digunakan dalam laboratorium khususnya pada praktikum mikrobiologi umum.
Manfaat dari praktikum ini yaitu mahasiswa/praktikan akan dapat mengetahui alat-alat yang akan digunakan dalam praktikum beserta fungsinya masing-masing.
















II.       METODE PRAKTIKUM
2.1     Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari rabu, tanggal 20 November 2013. Pukul 13.00-15.00 WITA. Bertempat di Laboratorium Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo, Kendari.
2.2     Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada peraktikum ini adalah autoklaf, oven, cawan petri, tabung reaksi, lampu bunchen, hot plate, labu erlenmeyer, kaca obyek biasa, kaca penutup, mikroskop cahaya, pipet tetes, pipet ukur, pinset, timbangan analitik, batang pengaduk, gelas ukur, inkubator, dan laminar air flow.
2.3    Prosedur Kerja
1.            Menyiapkan alat dan bahan praktikum mikrobiologi.
2.      Mengamati bagian-bagian dari alat-alat tersebut dan mengetahui fungsi masing-masing alat.
3.      Menggambar semua alat-alat tersebut dan menuliskan bagian-bagiannya beserta fungsinya.





IIIHASIL DAN PEMBAHASAN
3.1        Hasil pengamatan
Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini dapat di lihat pada table 1 berikut:
Tabel 1. Hasil pengamatan pada praktikum pengenalan alat-alat laboratorium.
No
Nama alat
Gambar alat
Kegunaan
1
Mikroskop cahaya
Untuk melihat benda-benda kecil/ mikroskopis.
2
Inkubator
Untuk menumbuhkan media/bakteri
3
Cawan petri
Untuk membiakan (kultivasi) mikroorganisme pada medium yang dituangkan diatas cawan ini.
4
Hot Plate
Untuk memanaskan
5
Tabung reaksi
Untuk uji-uji biokimiawi dan untuk menumbuhkan mikroba.
6
Batang pengaduk
Untuk mengaduk larutan.
7
Oven
Untuk memanaskan media
8
Pipet tetes
Untuk memindahkan atau mengambil larutan dengan volume yang tidak diketahui.
9
Laminar flow
Untuk mensterilkan media/bahan penumbuh bakteri
10
Lampu bunchen (pembakar spirtus)
Untuk menciptakan kondisi yang steril dengan membakar kontaminan yangberada pada udara.
11
Gelas ukur
Untuk mengukur volume suatu cairan, hamipir sama dengan labu Erlenmeyer memiliki skala volume.
12
Timbangan analitik
Untuk menimbang media/bahan yang akan diamati

13
Pinset
Untuk mengambil benda dengan menjepit. Misalnya memindahkan cakram antibiotik.
14
Autoklafe
Untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan
15
Labu Erlenmeyer
Untuk mereaksikan larutan
16
Colony Counter
alat untuk menghitung jumlah koloni bakteri atau mikroorganisme

3.2       Pembahasan
Praktikum yang berjudul “Pengenalan Alat” ini membahas mengenai alat-alat yang akan dipergunakan pada praktikum Mikrobiologi Umum. Pada praktikum pertama ini, kami dikenalkan pada beberapa peralatan yang nantinya akan digunakan di praktikum mikrobiologi, diantaranya yaitu autoclave, TIP, triangle, erlenmeyer, tabung reaksi, pipet tetes, pipet mikro, oven, incubator dan lainnya. Setiap alat tentu saja memiliki fungsi dan cara kerja yang berbeda. Oleh karena itu pengenalan sebelum melakukan praktikum sangatlah penting. Alat-alat ini juga dapat kita temukan pada Laboratorium lain, namun alat yang sama bisa saja mempunyai fungsi yang berbeda di laboratorium yang beda, contohnya tabung reaksi. Pada laboratorium kimia, tabung reksi digunakan sebagai tempat untuk mereaksikan zat-zat dalam jumlah kecil sementara di laboratorium mikrobiologi tabung reaksi digunakan untuk uji biokimiawi dan menumbuhkan mikroba. Tabung reaksi dapat ditutup dengan menggunakan kapas, tutup metal, plastic ataupun aluminium foil. Tujuannya adalah untuk menghindari kontaminasi dari udara luar (Sudarmadji,2005).
Mikroskop dapat dikatakan sebagai alat penting di laboratorium ini, dikarenakan yang akan diteliti adalah mahluk-mahluk yang berukuran mikro (sangat kecil). Mikroskop pertama dibuat oleh Antonio Van Leeuwenhoek, mikroskop ini awalnya masih sangat sederhana namun pada saat sekarang mikroskop jauh lebih modern dan sudah mempunyai tingkat ketelitian dan akurasi yang tinggi. Mikroskop ini tersusun atas beberapa bagian, diantaranya :
1.    Lensa okuler, lensa yang berfungsi untuk memebentuk bayangan maya, tegak dan diperbesar
2.    Lensa objektif, untuk membentuk bayangan nyata
3.   Makrometer (pemutar kasar), berfunngsi untuk menaikan dan menurunkan mikroskop secara cepat
4.   Mikrometer (pemutar halus), berfungsi menaik turunkan mikroskop secara lambat
5.      Revolver, untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara memutarnya
6.      Diafragma, mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk
7.      Meja mikroskop, tempat objek yang akan diamati
8.      Penjepit kaca, untuk menjepit kaca yang terbuat dari plastic
9.      Lengan mikroskop, sebagai pegagang pada mikroskop
10.  Sendi inklinasi (pengatur sudut), untuk mengatur sudut atau penatur tegaknya mikroskop
11.  Tabung mikroskop, berfungsi untuk menghubungkan antara lensa lensa objektif dan lensa okuler
12.  Pemutar,
a.       Pemutar kasar, berfungsi untuk menggerakkan tabung dengan penggeser berat dan mengatur jarak objek dengan lensa sehingga diperoleh bayangan yang jelas
b.      Pemutar halus, berfungsi untuk mengatur tabung dengan penggesaran kecil, sehingga focus lebih tepat dan kita amati nampak lebih jelas (Mored, 2005).
Tabung reaksi biasanya kita gunakan untuk mereaksikan suatu zat, namun pada praktikum mikrobiologi tabung reaksi digunakan untuk uji-uji biokimiawi dan menumbuhkan mikroba.Tabung reaksi dapat diisi media padat maupun cair. Tutup tabung reaksi dapat berupa kapas, tutup metal, tutup plastik atau aluminium foil. Media padat yang dimasukkan ke tabung reaksi dapat diatur menjadi 2 bentuk menurut fungsinya, yaitu media agar tegak (deep tube agar) dan agar miring (slants agar).
Cawan petri digunakan untuk tempat penanaman mikroba namun disini menggunakan agar beku. Biasanya menggunakan jarum ose. Cara menggunakannya dengan memebuka sedikit saja sedikit saja agar tidak ada pencemaran. Bagian bawah pada cawan petri harus lebih kecil dibandingkan bagian atas. Saat disterilisasi cawan harus dibungkus rapat dengan kertas lalu dimasukkan kedalam plastic agar tidak terbentur dengan cawan petri yang lain saat melakukan sterilisasi di autoclave. Cawan petri tersedia dalam berbagai macam ukuran, diameter cawan yang biasa berdiameter 15 cm dapat menampung media sebanyak 15-20 ml, sedangkan cawan berdiameter 9 cm kira-kira cukup diisi media sebanyak 10 ml (Imamkhasani, 2000).
Laminar air flow (LAF) digunakan sebagai ruangan untuk bekerja secara steril. Alat ini berbentuk seperti meja, prinsip kerjanya adalah pengaseptian suatu ruangan berdasarkan aliran udara laminar secara horizontal dari dalam keluar sehingga kontaminasi udara dapat diminimalkan. Sebelum menggunakan alat ini, sebaiknya tangan kita diberi alcohol terlebih dahulu.
Bunsen digunakan untuk sterilisasi alat inokulasi dengan pembakaran seperti sterilisasi jarum inokulum atau spreader. Untuk memastikan kesterilannya jarum inokulum dibakar sampai membara dan spreader dapat dicelupkan alkohol lalu dibakar. Bunsen berbahan bakar gas yang disalurkan melalui pipa sedangkan pembakar spirtus berbahan bakar spirtus (methanol). Namun pembakar spirtus lebih mudah ditemukan di banyak laboratorium karena efisien dan portable. Tersedia juga alat loop incinerator / electric bunsen burner / electric incinerator untuk membakar jarum inokulum. Ujung jarum inokulum dapat dimasukkan ke dalam tabung keramik panas (815oC) selama 6 detik untuk mensterilisasinya. Pembakar spirtus dapat menciptakan sirkulasi udara dari bawah ke atas melewati api karena proses pembakaran. Seringkali hal ini dianggap mampu menciptakan lingkungan udara yang aseptis disekitar pembakar spirtus, tetapi jika memang load kontaminasi besar dan banyak gangguan aliran udara maka hal ini juga tidak sepenuhnya benar. Oleh karena itu sebaiknya tetap menggunakan LAF jika menginginkan kerja pada udara yang steril. Colony counter adalah alat untuk menghitung jumlah koloni bakteri atau mikroorganisme. Bakteri yang dihitung disini adalah bakteri yang masih hidup. Dimana cara pengerjaannya adalah dengan melakukan pengeceran dari medium bakteri misalnya sampai 3 kali dalam tabung reaksi (Sudarmadji2005).














IV.   KESIMPULAN DAN SARAN
4.1       Kesimpulan
1.         Alat-alat yang digunakan di laboratorium mempunyai fungsi dan cara penggunaan yang berbeda, jadi diperlukan pengetahuan pengenalan alat untuk dapat bekerja dengan baik di laboratorium.
2.         Kebersihan dan ketelitian seorang praktikan mempengaruhi hasil yang akan dia  peroleh.
3.         Cawan petri berfungsi untuk membiakkan (kultivasi) mikroorganisme. Medium dapat dituang ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup.
4.         Tabung reaksi digunakan untuk penanaman mikroba
5.         Jarum ose digunakan untuk memindahkan mikroba
6.         Triangle digunakan untuk meratakan mikrobia di media agar (teknik agar sebar)
7.         Pipet mikro dan tip biasanya digunakan untuk mengambil larutan cair dalam jumlah sedikit
8.         Erlenmeyer terbuat dari kaca yang digunakan sebagai tempat pencampuran atau melarutkan medium.
4.2        Saran
Saran saya sebagai praktikan yaitu diharapkan kepada reka-rekan praktikan yang lain agar membawa semua alat ataupun bahan yang disuruhkan oleh asisten agar praktikan dapat mengikuti praktikum dengan baik, tanpa dipulangkan.ai praktikan yaitu diharapkan kepada reka-rekan praktikan yang lain agar membawa semua alat ataupun bahan yang disuruhkan oleh asisten agar praktikan dapat mengikuti praktikum dengan baik, tanpa dipulangkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar